Fernanda Edianto Atlet Karateka Termuda PON XIX 2016 Penyumbang Medali Untuk Sumatera Utara
writted by : Vorfeude Publisher
Sepanjang Pagelaran PON yang didikuti oleh kontingen
karate Sumatera Utara, baru PON XIX inilah Sumatera Utara yang berhasil meraih
medali. Sosok Fernanda Edianto mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU ini dan
kedua rekannya berhasil menghadiahi sumut medali perunggu untuk pertama kalinya
dalam kelas kata beregu. Sungguh pencapaian yang sangat membanggakan dan
memotivasi untuk seluruh atlet karate agar dapat menghadiahi Sumut dengan
berbagai medali - medali lainnya dalam ajang olahraga akbar tahunan PON.
Pada PON XIX ini fernanda edianto adalah atlet termuda
dari keseluruhan atlet yang bertanding di PON tahun 2016 lalu. Ini juga
merupakan PON pertama yang diikuti oleh Nanda sapaanakrabnya. Bagi dirinya
sendiri, bertanding di PON sebagai motivasi sendiri untuk terus berlatih lebih
giat dan berusha keras untuk dapat mengikuti perlombaan di ajang lain sehingga
bisa mengharumkan Indonesia khusunya Medan.
Fernanda telah memiliki banyak prestasi lain dari ajang –
ajang karate yang ia geluti. Sebut saja
Kejuaraan Nasional Karate Piala Kapolri
di Lampung dan Bandung tahun 2013 dan 2015 dengan raihan emas, meraih medali
emas pada kejuaraan Silent Knight Cahmpionship 2013 Malaysia, raihan medali
emas pada Thailand Open Karate Championship 2016, dan berbagai kejuaraan lain
yang menghasilkan medali.
Awal
mula karir fernanda Edianto di dunia karate
semenjak
ia duduk dibangku Sekolah Dasar.
Waktu itu ia hanya bergabung dalam ekstrakulikuler yang diadakan sekolahnya.
Namun pelatihnya melihat bakat dan potensi yang cemerlang dalam diri Nanda, dan
terbukti di usianya yang masih 10 tahun, ia meraih 2
emas dan 1 medali perak pada kejuaraan pertamannya di Kejuaraan Daerah Provinsi
Jawa Barat tahun 2008. Sampai hari ini Nanda telah mengkoleksi 33
emas, 9 perak dan 16 perunggu. Dari seluruh petandingan tingkat daerah,
nasional maupun internasional.
Sang Ayah sempat berkeberatan jika Nanda
menggeluti dunia karate, layaknya orang tua yang lain lebih mendukung jika
anaknya lebih menekuni dan memprioritaskan pendidikan formalnya. Namun hal itu
dibuktikan oleh Nanda bahwa ia juga bisa berprestasi dan membanggakan sang Ayah
lewat karate dengan berbagai prestasi yang telah ia raih. Ia juga membuktikan
kepada ayahnya bahwa pendidikan formal tak semata – mata terganggu karena Karate yang ia
geluti, di SMP ia selalu masuk jajaran 3 besar dikelasnya dan tak jarang dia di
utus sekolahnya untuk mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris.
Kini
sang Ayah telah mendukung sepenuhnya jika Nanda bergelut di dunia Karate. Bagi
Nanda dukungan kedua orang tua adalah yang terpenting terhadap prestasi yang
telah ia torehkan selama ini. Kehadiran orang tuanya ketika ia bertanding
menjadi semangat tersendiri yang membakar dirinya untuk pantang menyerah dan
mencapai kemenangan di setiap pertandingan. Tak jarang kedua orang tuanya
memberikan nasehat kepada dirinya jika ia merasa lelah dan mengembalikan semangat
juangnya. Selain kedua orang tua, teman seperjuangan dalam Karate juga memiliki
pengaruh yang tak kalah besar bagi dirinya. Berlatih bersama dan saling berbagi
ilmu jugalah yang menghantarkannya meraih penghargaan seperti saat ini.
Dengan hadirnya Fernanda Edianto, menjawab sudah bahwa
kota Medan memiliki Atlet Potensial di bidang karate yang siap mengharumkan
nama kota Medan dan Indonesia khususnya. Hal ini juga menjawab bahwa regenerasi
atlet karate masih terus hadir di negeri ini dan mmbutuhkan perhatian lebih
dari pemerintah sehingga dapat menorehkan prestasi yang lebih lagi untuk
Indonesia.
Komentar
Posting Komentar